Coret -coret Intro :)

Posted by on Rabu, 14 Maret 2012


Prolog

Sabtu sore yang cerah. Octha  keluar rumah dengan mebawa sebuah novel yang ada di saku dia celananya. Novel itu dia pinjam dari Ricky kemarin. Dia berjalan menuju taman yang ada di kawasan perumahan rumahku. Di taman itu dia biasa melepaskan penat di  hatiku. Disasnalah dia bisa melihat merpati putih yang bercengkerama dengan merpati lainnya. Dia sering menghabiskan sabtu soreku disana. Seperti ada sesuatu yang menemaniku di taman itu, yang bisa mebuatku sangat nyaman berada di sana.

    Sore itu taman tidak terlihat sepi seperti biasanya. Taman ramai dengan anak-anak yang bermain dan bercngkerama dengan merpati-merpati yang bermain. Di temani sekaleng softdrink dan sebuah burger, diapun mulai membaca novel yang dia pinjam dari Ricky. Seperti masuk ke dalam cerita novel itu jika dia membacanya. Dia ingin mengalami hal yang di ceritakan dalam novel itu.
Tak terasa waktu berjalan cepat dia berada di taman itu hingga bintang di kegelapan mulai berkedip. Softdrink dan burgernya pun  juga sudah habis. Menutup novel dan melangakahkan kakinya untuk meninggalkan taman yang suasananya tak lagi seperti sore tadi. Sepanjang jalan itu dia masih terbayang apa yang dibacanya dalam novel.
            TAngannya membuka pintu pagar rumah. Terlihat dari jendela depan suasana di dalam ruaah. Tampak tak seperti biasanya, Dia tak begitu menghiraukan itu, yang ada di fikirannya mungkin orang rumah udah pada tidur. Dia meneruskan langkah kaki kecilnya,
 “ Octha pulang?...” teriaknya dari depan pintu. Tak ada yang menjawab salam yang dia lontarkan pada orang rumah. Tidak biasa mama udah tidur jam segini. Dia terus melangkah menuju ruang tengah, ternyata disana sudahh ada orang tua Ricky.
“ Eh Om sama Tante? Udah lama om Tante?...” Tanya kepada mereka.Namun ada seesuatu yang mencerinkan kedukaan di mata mereka semua.Seperti ada satu hal yang igngin di ucapkan, namun tak sanggup untuk mengucapkan.Dia duduk di samping mama. Dan …. Teernyata mama meneteskan air mata di pipinya.Dia bingung dengan keadaann ini. Orang tua Ricky juga menangis di depan Octha.
“ Om, Tante, mama ada apa sebenarnya?” Tanya Octha dengan nada lirih
“ Oktha, om harap kamu bisa terima kenyataan ini”  ujar om sambil mengusap air mata yang  megalir di pipinya. 
Dia semakin tak mengerti dengan sikap mereka. Mereka terus menerus meneteskan air mata mereka.
“ Iya om, emangnya ada apa om/.. oh iya mana ricky ok tumben gak ikut?..” Tanydia dengan penuh rasa penasaran.
“ Om harap kamu bisa terima semua ini, Ricky keclakaan nak. Sekarang dia ada di rumah sakit, dan keadaanya koma” kata om sambil tearseduh-seduh.  Jantungku serasa berhenti berdetak, dia serasa tak percaaya dengan apa yang di katakana oleh ayahnya Ricky. Dia gak pearcaya dengan semua ini. Seketika itu dia tertegun dan tak terasa dia meneteskan air mata  mengalir begitu saja melewati pipinya. Dia hanya bisa terpuruk dengan keadaan ini. Dia belum sempat menepati janji padanya. Dia belum sempat mengatakan apa yang dia rasakan saaat dia ada di dekatnya. Semua ini membuatku tak inign menjalani hidup lebih lama.
-0-
            Pagi ini suasana duka menyelimuti ligkungan rumah Ricky. Mereka semua meneteskan air mata untuk kepergian seorang anak yang di kenal sangat ramah, baik, peduli dengan orang sekitar. Kini tak ada lagi sapa setiap pagi di sekitar rumahnya. Meski Ricky di kenal anak yang cukup bandel tapi dia masih bisa bersifat ramah pada lingkungan sekitarnya. Tak sedikit kenangan yang ia tolehkan di pandangan orang-orang sekitarnya. Dia pribadi mempnyai banyak kenangan manis bersmanya. Dia adalah seorang yang bisa membuatku tersenyum.
            Tak sedikit orang yang meneteskan air mata untuknya. Semua orang yang mengenalnya mengantarkannya menuju tempat peristirahatan nya yang terakhir. Lonceng gereja yang di bunyikan dengan jeda yang cukup lama menandakan bahwa misa penghormatannya yang terakhir akan segera di mulai. Dia mencoba untuk tidak meneteskan air mata hingga dia bersemayam di liang lahat. Peristiwa itu masih telukis jelas di pikiran dan hati Octha. Masa-masa dimana mereka menjalani semuanya dengan sangat cepat harus diakhiri karena kepergian Ricky.

Jalan bareng buat ngerayain kelulusan kita semua, dia gak nyangka bahwa itu adalah senyumnya terakhir kali untukku.

2 Comments

  1. mbak ambar, oy^^ diah mau nanya, rada bingung sama kalimat kedua paraghaf 1 prolog ini "Octha keluar rumah dengan mebawa sebuah novel yang ada di saku dia celananya." maksudnya apaan mbak jawab jawab kya~^^

    BalasHapus
  2. Itu maksudnya, Octha keluar dari rumahnya, terus dia itu bawa novel yang di taroh di saku celananya

    BalasHapus

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut