Kebodohanku adalah menyiakan cintamu

Posted by on Selasa, 24 Juli 2012



Kali ini matahari sudah mulai codong ke barat. Dan aku sedang berbaring di ranjang yang kurasa sangat membuatku nyaman. Sepertinya sudah lama sekali aku tak menikmati atmosfer tempatku melakukan inspirasi-inspirasi dan kelakuan konyol dengan teman semasa SMA ku. 

Kamar ini seperti temapat yang sangat membuatku nyaman, ranjang ini, atmosfer ini, suasana ini, bangku di pojok kamar ini, dan semuanya. 

Inilah yang membuatku rindu dan tak dapat sedetikpun lupa kehangatan atmosfer disini. Saat kulihat benda yang melingkar dipergelangan tanganku ini sudah menunjukkan pukul 16.30. 

Berusaha menyingkirkan satu kenyamanan di badanku, aku mulai berberes diri untuk mempersiapkan bertemu dengan seseorang itu. Ternyata kamar ini masih tetap seperti setahun yang lalu tak ada yang berubah sedikitpun. Seperti terakhir kali aku meninggalkan ruangan ini dan beranjak pergi menuju satu kota yang amat bising , Jakarta. Mataku mulai menyelorot seluruh isi ruang yang sangat membuatku nyaman ini, dan mataku terpaku pada mading lamaku. Dan itu semua masih sama, namun aku terpaku pada selembar kertas yang terbilangusang dan sangat kusut. 'Aku nunggu kamu ditaman, jam 5 sore, entah sampai kapan aku selalu nunggu kamu datang'. 


Mataku mulai basah, bergegas aku berlari. Tak ada yang mengerti aku meninggalkan rumah. Setiap langkahku tak lepas dari lantunan doa agar dia berada disana, menungguku dan melihatku. Setiap lantunan doaku tak lupa kusebut namanya yang sangat kucintai. Tak kuhiraukan setiap sapaan yang melontar kepadaku, aku menemukan satu mimpi yang harus kugapai hari ini jam 5 sore di taman nanti.  

Mungkin kali ini aku benar-benar mengejar apa yang dinamakan cinta, aku bertahan karena kata-katanya, aku sangat mencintainya meski dulu aku sangat mencampakan dia. Namun dialah semangatku dan yang membuat aku menjadi lebih baik dalam segala hal.  Kaulah cahaya kecil yang membakar inginku. Tak pernah terlewat setiap apa yang kau tuturkan kepadaku. Maaf jika aku tak pernah mengatakan satu hal yang selalu kau ingin dengar, namun kini aku akan melantunkan kata itu, kalimat itu dan satu hal yang ingin kau miliki dariku. 

Dan, ketika aku menjamah tempat itu tak ada satupun jejak mu, aku menanti hingga matahari tak lagi bersinar untuk hari ini, eluhku mulai menetes. Kutatap setiap sudut taman kota ini, namun tak lagi kau tampak. Dalam hati kemarahan serta kerinduan menyeruak begitu saja, dan aku mencoba berfikir sepositif mungkin. Aku masih duduk di bangku ini,bangku yang setiap hari dulu kau duduk menanti aku lewat jalan ini. Dan hanya kubalas dengan tatap datar dimukaku.

Mataku yang sembab ini  mulai merasakan satu lelah dan hatiku semakin marah akan semua kebodohanku diwaktu silam. Beranjak dari bangku ini dan berfikir mungkin dia tak lagi menungguku ataupun mencintaiku lagi. Lisanku tak mengeluarkan sepatah katapun, aku melangkahkan kaki ku untuk kembali ke rumah. Aku melihat fotoku bersamamu di layar ponselku, aku kembali meneteskan air mata dan aku menyadari aku tak bisa kehilangan diriku yang dahulu sangat mencintaiku. Semua ini bagaikan satu bumerang yang sangat menyakiti batinku. Taman ini mulai sepi, hanya tinggal beberapa pedagang yang telah mengemas bawaan mereka untuk kembali pulang. Danmungkin inilah hatikuyang mulai kosong dan harusnya mulai kusapu semua memori bersamamu yang baru kurasakan indahnya cinta dan ketulusanmu. 

Leave a Reply

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut