Archive for 2012

Tuna Daksa Tak Jadi Halangan Untuk Lihai Breakdance

Malang - Arif Setyo Budi, seorang b-boy yang mungkin harus di beri aplous dari para rekan-rekan B-Boynya, untuk seorang hanya memiliki satu kaki dalam melalui sisa hidupnya. Kecelakaan yang mengharuskannya mengikhlaskan kaki kanannya yang harus diamputasi hingga batas paha atas.

Arif Setyo Budi, salah satu penyandang tuna daksa yang menekuni b-boy 


11 Setember 2007, dimana saat itu dia harus kehilangan kaki kanannya dalam kecelakaan kerja di salah satu pabrik plastik di Sidoarjo, karena kakinya terpotong mesin plastik. Arif mungkin adalah seorang remaja yang harus kehilangan kaki kanannya, namun dalam dirinya terdapat prinsip “Aku mungkin berbeda, namun aku bisa seperti mereka yang tidak seperti ku saat ini”. Meski hanya dengan satu kaki, tak menghalanginya untuk menekuni hobinya yang sudah sekitar tujuh tahun. B-boy, inilah yang kini di tekuni, antraksi jungkir balik yang selalu membuat beberapa dari kita kagum jika melihatnya. Dengan salah satu komunitas untuk para breakers di Kota Malang inilah, Arif Setyo Budi bisa dengan PD nya melakukan gerakan-gerakan yang lihai diatas lantai. 

Negeri Gingseng dan Seorang Raf


Aku menceritakan ini di awal cerita, kali ini adalah tahap akhir dari keberadaanku di Negeri Gingseng. Tahap ini yang menentukan seberapa hebat aku -Rafsanjaya Mahaputra- bercakap didepan banyak orang. Hasil karya pemuda Indonesia di pertaruhkan disini, dan aku adalah  satu diantara dua anak yag dikirim ke negeri gingseng ini. Aku selalu menuturkan ini kepada diriku sendiri, 'Lakukanlah yang terbaik' dan kini aku telah melakukan itu untuk tugasku kali ini. Dan aku selalu mengatakan itu kepada semua karyawanku hingga saat  ini.

Secangkir Hazelnut Darinya :)


Cafe di sebelah jalan itu membuatku ingin berteriak,
aku tengah membendung rasa yang bergejolak
lekuk bibir itu, yang membuatku semakin mengaguminya
semakin menggilai dirinya yang sangat berbeda denganku

PUTUS!

Tangannya masih digegam sang kekasih, ditatapnya mata sang kekasih dengan penuh tanda tanya. Apa yang kini ia pikirkan adalah sesuatu yang tak pernah dia pikirkan sejak awalnya mengenal sang kekasih. Pikirannya tengah mengarah ke masa dimana semuanya terasa sangat indah dan terasa membuatnya terbang. Namun apa yang kini ia rasakan tak seindah seperti awalnya. 

PUTUS! 

Satu kata yang mungkin tak ingin dia dengar saat ini. Di hari yang menurutnya sangat bahagia untuknya dan keluarganya, ulang tahun pernikahan orang tuanya. Disaat dia ingin memperkenalkan sang kekasih kepada semua keluarganya. Memperlihatkan pada sang ayah siapakah yang hendak menjadi imamnya di hari kelak, namun semua itu tak lagi aa dalam pikirannya. 

Aku Harap Semua Ini Bertahan Lama


Aku tak mengerti , mengapa aku menulis semua ini
Sepertinya aku mulai merasakan rasa takut kehilangan mu teman
Pena dan kertas ini seolah menjadi saksi kegelisahanku
Apakah gerangan merasakan selayaknya apa yang aku rasakan?

Kebodohanku adalah menyiakan cintamu



Kali ini matahari sudah mulai codong ke barat. Dan aku sedang berbaring di ranjang yang kurasa sangat membuatku nyaman. Sepertinya sudah lama sekali aku tak menikmati atmosfer tempatku melakukan inspirasi-inspirasi dan kelakuan konyol dengan teman semasa SMA ku. 

Kamar ini seperti temapat yang sangat membuatku nyaman, ranjang ini, atmosfer ini, suasana ini, bangku di pojok kamar ini, dan semuanya. 

Inilah yang membuatku rindu dan tak dapat sedetikpun lupa kehangatan atmosfer disini. Saat kulihat benda yang melingkar dipergelangan tanganku ini sudah menunjukkan pukul 16.30. 

Berusaha menyingkirkan satu kenyamanan di badanku, aku mulai berberes diri untuk mempersiapkan bertemu dengan seseorang itu. Ternyata kamar ini masih tetap seperti setahun yang lalu tak ada yang berubah sedikitpun. Seperti terakhir kali aku meninggalkan ruangan ini dan beranjak pergi menuju satu kota yang amat bising , Jakarta. Mataku mulai menyelorot seluruh isi ruang yang sangat membuatku nyaman ini, dan mataku terpaku pada mading lamaku. Dan itu semua masih sama, namun aku terpaku pada selembar kertas yang terbilangusang dan sangat kusut. 'Aku nunggu kamu ditaman, jam 5 sore, entah sampai kapan aku selalu nunggu kamu datang'. 

Corat Coret :) Hasil dari liat bintang semalem


Jam weker di meja kamarnya sudah menujukkan pukul 1 malam. Kini jemarinya mulai mengayunkan pena yang kini tengah dia genggam. Kata-kata yang  dirangkainya jelas sedang menggambarkan apa yang ia rasakan sekarang. Meja, kursi dan semua di atasnya yang berada di depan jendela lantai dua kamarnya merupakan teman dan saksi setiap kali ia tengah menulis catatan hariannya setiap malam.

Malam ini, bulan di langit hanya terlihat separuh dari bentuknya. Rasa kantuk di mata dan raganya tak kunjung pula datang untuk mengantarkannya memejamkan mata dan beranjak menuju alam bunga tidur. Sesekali ia menoleh ke kanan untuk melihat apakah ada pesan tak terjawab di ponsel miliknya. Namun, hingga detik ini tak ada satupun pesan yang masuk di ponselnya, tangannya mengalun lagi untuk melanjutkan apa yang kini tengah ia rangkai di dalam lembaran kertasa putih itu.


Coret-coret Teenlit Part I :)


Berdiri di halte bis bersama dengan kawannya semenjak SMP, Bobi. Dia adalah teman satu gengnya bersama Ricky, Bobi juga anak laki-laki yang dikenal sangat akrab dengan Ricky seain Octha. Padangan Octha yang sedikit melayang entah kemana membuat Bobi serasa iba melihat kawannya yang telah kehilangan satu sosok orang yang sangat akrab dengannya meski sering bertengkar dan berbeda pendapat dengan dirinya.
Dari kejauhan tampak bis yang seperinya sudah mulai penuh. Bobi berusaha memecahkan lamuyan Octha dengan menepuk pundak Ochta. “Sob, mobil jemputan kita udah dateng tuh. Hahaha.” Berusaha mengbur Octha agar tidak meneruskan lamunan itu.
“Bisa aja lu Bob, kayak penuh deh. Mau gimana lagi kita kayaknya berdiri deh.” Ujar Octha sambil menepuk pundak Bobi.

Coret -coret Intro :)


Prolog

Sabtu sore yang cerah. Octha  keluar rumah dengan mebawa sebuah novel yang ada di saku dia celananya. Novel itu dia pinjam dari Ricky kemarin. Dia berjalan menuju taman yang ada di kawasan perumahan rumahku. Di taman itu dia biasa melepaskan penat di  hatiku. Disasnalah dia bisa melihat merpati putih yang bercengkerama dengan merpati lainnya. Dia sering menghabiskan sabtu soreku disana. Seperti ada sesuatu yang menemaniku di taman itu, yang bisa mebuatku sangat nyaman berada di sana.

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut